Pengalaman Pertama Kali Riding Off-Road di Nusa Kambangan

Selamat pagi bro dan sis, kembali lagi dengan cerita pengalaman saya naik Versys 250 di Nusa kambangan.

Satu hal penting tidak akan saya lupakan dengan pengalaman ini adalah bahwa riding ke NK adalah riding off road pertama saya.

Waktu ayah sempat membahas riding keliling Nusa Kambangan, jujur saya sempat grogi karena saya tahu bahwa 80% jalan disana adalah off-road dan memang sebelumnya sama sekali belum pernah naik motor di medan off-road. Tetapi saya juga sedikit excited dengar mau riding kesana.

Jadi di hari sabtu siang, saya dan ayah memasukan motor pinjaman kawasaki yaitu KLX230 dan Versys 250 ke mobil pickup, setelah selesai kami langsung gas ke Cilacap lewat jalan tol.

Image may contain: 2 people, sunglasses and selfie

 

Selama perjalanan, kami ditemui jalan yang ramah sampai jalan yang jutek dan suka mengiggit. Jalan tol setelah exit bandung bisa disebut sebagai a trip to hell, karena jalan yang sangat-sangat bergelombang tidak memungkinkan mobil pickup untuk melaju dengan kecepatan yang ideal. Sehingga dimana kami bisa melaju lebih cepat, kami cuma bisa 60-70 km/jam.

Menurut saya jalananan yang bergelombang ini dikarenakan truck2 yang muatannya berlebihan. Sehingga seakan-akan jalanannya memuai ke kiri dan ke kanan ban.

Sampai di Cilacap sekitar jam 00.30 di guest housenya dijenpas, saya langsung menanamkan muka ke kasur.

Image may contain: one or more people

Keesokan paginya saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman ayah dan koleg rider-rider yang lainnya. Kami berbincang-bincang mengenai perjalanan semalam. Kami setuju untuk keluar dari guesthouse setelah jam 10, berhubung mereka juga baru sampai jam 5.30 pagi. Saat mendengar baru sampai jam 5.30 saya sudah terpukau dan takjub saja. 

Jam 12 kami makan siang di warung sop di sebelah, ke indomaret untuk beli bekal dan sehabis itu kami langsung ke gedung dijenpas. Impresi pertama Cilcacap untuk saya adalah betapa rapihnya kota ini. Meskipun tidak dilewati jalan utama, jalan yang lebar dan besar menurut saya terlalu overkill untuk kota kaya gini. But I love it! Sekitar 5 menit-an kami sampai di gedung dijenpas. Gedungnya mirip seperti pintu masuk penjara.

Kami masuk dimana kita dicek seperti di airport. Tidak tahu mengapa tetapi setiap kali digadah sama petugas mukanya ayah selalu kelihatan gugup dan malu.  

Selesai cek, kami diperbolehkan masuk ke pelabuhannya dimana saya bisa melihat pulau NK. Impresi pertama saya adalah pulanya seperti dari Jurassic Park. Pohon2 yang bertimpaan memberi kesan seperti menyimpan sesuatu miserius. Motor2 yang tadi ditinggal pun dimasukkan ke corek atau perahu untuk transportasi antara Cilacap dan Nusa kambagan. Corek ini jadwalnya dua kali bolak-balik setiap hari, di pagi hari dimana orang2 berangkat kerja dan sore dimana orang2 pulang kerja. 

 Setelah sampai di pulaunya,  motor diturunkan dan kami berfoto di gerbang yang bertuliskan Nusa Kambangan.

Kami masuk lewat gerbang besar dan di depan ada pertigaan besar. Ke kanan ke arah barat pulau dimana lapas2 berada dan ke kiri ke arah mercusuar di gunung Cimiring.

Kami gas ke arah mercusuar yang tepatnya berada di sebelah timur pulau.

Tidak lama kemudian saya melihat jalan tanah yang ada di depan, saya berhenti sejenak dan berkata di dalam hati “Let’s do this”.

Saya disambut dengan jalan tanah yang dikepit ranting dan akar2 pohon nan sempit yang membara adrenalin dan memicu tactical thinking. 

Saya beberapa kali suka mendengar rider2 maupun orang2 lain berbincang2 bahwa riding di tanah lebih fun dibanding di jalan raya. Saya sering skeptis dengan hal ini karena mindset saya waktu itu masih “ngapain naik motor kotor2an keluar? kan riding enaknya yang bersih dan nyaman kan? itu makannya kita berusaha hindari hujan atau becek? Aspek funnya dimana?

But I was very wrong 

Impresi pertama riding di tanah adalah bingung, karena tidak tahu mengapa mendapat fun yang lebih dengan kecepatan yang relatif lebih pelan ketimbang naik sport.

Untuk 5 menit pertama riding off-road, saya hanya ketawa kegirangan di dalam helm karena memang sangat fun! Pantai-pantai kecil di kiri jalan tanah pun memberi senyum karena keindahannnya.

Setelah berhenti beberapa kali untuk berfoto, kami belok kanan di pertigaan dan mulai naik ke gunung Cimiring. Jalan mulai menanjak dan medan jalan mulai condong ke semi trabas. Sambil berbincang via Packtalk, ayah menyarankan untuk hanya menggunakan gigi 1 untuk torsi yang maksimal. Naungan merdu mesin motor, medan jalan yang tidak karuan, hutan lebat yang mengilingi,  hal-hal tersebut semua memberikan saya excitement yang berlebih dan di momen itu juga saya jatuh cinta dengan main tanah.

Untuk tanjakan dan turununan, beberapa jalan memang sudah di beton tetapi yang saya tidak mengerti mengapa di tengah posisi jalan dibuat celah. Saya kira memang dibuat untuk mobil tetapi mobil macam apa bisa naik di medan dan seterjal ini? Yang ada bisa membahayakan motor-motor untuk nyungsep di celah tersebut. Tetapi yang jelas jalan yang ada celah tersebut memberi adrenalin yang lebih karena saya harus berhati-hati agar tidak jatuh di celah atau jatuh ke jurang di kiri saya.

Image may contain: outdoor

Tidak lama kemudian kami menemukan tanjakan pertama yang membuat kami berhenti. Tanjakan ini adalah yang paling miring dan tidak ada betonnya. Jadi beberapa dari kami bannya spinning terus sehingga kami harus gantian dan membantu rider-rider lain menanjak. Inilah dimana salah satu helm koleg kami menggelinding ke jurang 😂. Untungnya salah satu koleg kami, Bang-bang, memberanikan diri untuk turun ke jurang untuk mengambil helm tersebut. Dikira helm mahal seperti arai atau agv ternyata helm half face KYT 😂.

Screen Shot 2019-10-27 at 2.18.10 pm.png

Setelah berhasil menanjak, rasanya membanggakan sekali, seperti wow saya barusan naik tanjakan seterjal itu.

 Image may contain: 1 person, tree, plant, outdoor and nature

Setelah itu mercusuar diatas gunung sudah mulai bisa dilihat. Pintu masuk ke area mercusuar lagi-lagi mengigatkan saya dengan Jurassic Park dengan pagar-pagar yang mirip dan papan tulisan besar WARNING dan PERINGATAN. 

Ada tanjakan lagi tetapi tidak terjal sehingga kami bisa naik sembari di foto oleh Om Kun yang professional.

Setelah sampai saya bisa melihat semuanya ngos-ngosan. Saya membuka body armour dan membuka boots ahhhh leganya. Kami semua langsung mengkonsumsi minuman yang tadi dibeli di Indomaret. Saya sebenarnya sudah malas tapi ayah mengajak saya untuk naik ke mercusuar. Dan WOW, pemandangannya brokkk…. Hutan nan lebat menutupi NK yang di sekililingi laut memberi kesan isolasi yang berlimpah. Cilacap di depan, kapal2 tanker di kiri dan di kanan. Memang sangat2 indah. Kalau bisa sih saya nginep di mercusuar, tapi setiap kali melihat kebawah rasanya lambung ingin mengajak saya berdansa salsa.

Kami semua siap2 dan mulai turun. Dan seketika itulah saya baru tahu bahwa turun lebih menakutkan dibanding naik. Di salah satu turunan yang curamnya gila, saya betul-betul takut dan bahkan hampir mau lompat dari motor. Bagaimana tidak, saya sudah di gigi 1, motor melakukan engine brake tetapi motor masih melaju dengan cepat, saya sudah menggunakan rem belakang tetapi bannya sudah ngepot kesini kemari. Ya sudah saya turun dengan cepat dan itu rasanya seperti naik rollercoaster. 

Adrenalin sudah meracuni tubuh. Saya berhenti sejenak dengan jantung yang berdebar-debar dan keringat yang tetap mengucur. Setelah mendapatkan fokus kembali, saya melanjutkan perjalanan turun. Jalanan yang tadi ada celahnya pun saya temui kembali dan jantung mulai berdebar lagi.

Untungnya jalan sudah mulai landai dan pantai tadi dilewati sudah mulai kelihatan lagi. Kami berhenti di salah satu pantainya untuk berfoto lagi, kali ini Om Kun ingin foto dimana motornya melewati air laut sehingga memberi kesan foto yang majestis. Berhubung ini off-road pertama, saya memutuskan untuk tidak ikut dulu dan biar ayah saja yang foto.

Kami lanjut ke arah pelabuhan tadi dan sekitar 15 menit kita pun sampai. Setelah isi bensin, kemi melanjutkan perjalanan ke arah barat pulau. Dan untugnya jalan sudah beraspal jadi tangan dan pantat saya bisa lebih rileks. 

Pemukiman warga dan lapas besar di kiri dan di kanan jalan pun mulai bermunculan.

Kondisi jalan mix beton, aspal dan pasir membuat saya tidak bosan dan ngantuk. Sekitar setengah jam dari pertigaan pelabuhan tadi, jalan kembali menjadi off road.

Tetapi karena musim kemarau berkepanjangan, kualitas tanah jadinya gambur seperti bubuk indomie. Ini saya merasakan traksi ban depan yang mulai slip dan kemana-mana.

Awalnya medan jalan memang membuat grogi, tapi lama kelamaan grogi tersebut berubah menjadi kesenangan. Sedikit demi sedikit kecepatan mulai ditambah dan kesenangan yang didapat pun bertambah. Tahu-tahu orang yang dibelakang sudah saya asapi dan tidak kelihatan lagi seperti Lorenzo di Yamaha.

Segera setelah itu, saya mendapat crash pertama saya. Ban depan berada di tengah2 gundukan dan secara insting saya berusaha menaikan motor keluar dari gundukan. Karena bobot Versys yang relatif berat, kemampuan saya untuk mengkoreksi dengan cara membalas stang ke kiri dan ke kanan adalah kecil. Sehingga ban sudah keburu kehilangan grip dan saya pun jatuh seperti Marquez di setiap free practice. Saya suruh Ayah yang ada di depan untuk foto saya. My first off-road crash! haha norak banget…

WhatsApp Image 2019-10-27 at 2.36.49 PM.jpeg

Kami tetap gas sampai ke pantai yang indah sekali, macam resort gitu. Itu juga kebetulan pengalaman pertama riding di pasir pantai.

Kami regroup sebentar dan ke ujung pantai untuk foto2 sambil memanfaatkan cahaya sunset.Om Kun sang professional fotografer mengarahkan kami bagaimana posisi foto yang bagus sambil semaksimal mungkin, memanfaatkan sinar cahaya matahari terbenam.

Dengan sunset yang indah dan angin laut yang menerpa, kami beristarahat sambil mengonsumsi roti yang dibeli dari Indomaret. Kami disana sampai matahari betul2 terbenam dan mulai gas kembali saat sudah gelap.

Setelah berhasil keluar dari perangkap pasir pantai, kami kembali melewati jalan gembur tadi tetapi di malam hari.

Riding di malam hari, di antah berantah hutan, badan sakit dan capek bukanlah perasaan terbaik. Belum lagi rasa takutnya saya dengan hutan saat malam hari. Dari dulu saya tidak suka bentuk pohon di malam hari.  Hantu… penampakan…. ihhhh. Apalagi di Nusa Kambangan katanya sering ada penampakan karena napi2 yang dibunuh memang jauh di dalam hutan yang sekarang saya lagi berada…

Saya kira2 jatuh 3 kali lagi seperti Marquez dan setelah setiap kali jatuh badan jadi tambah capek. Disini pun saya mulai marah dan komplain dengan diri saya.

Ini kapan selesainya, terus-terus aja. Ngapain gua naik motor di tanah gini, badan pegel, sakit, kotor, keringeten, bau kayak kebo. Mending di rumah aja ada ac, bisa main hape, bisa makan, bisa tidur! anjir jatuh lagi.. jatuh lagi. tai udah lah gua nyerah aja

Meskipun keluhan konstan yang ada di benak saya, malam itu hanya ada satu hal yang membantu saya untuk tetap maju dan tidak menyerah, yaitu kemauan untuk sampai ke tempat tujuan. Saya tidak peduli mau ada arwah atau hantu lah yang mengelingi saya, pokoknya tetap maju dan sampai di tujuan, no matter what

Salah satu teman ayah (Om Awenk) yang sering trabas, pernah memberi tahu saya, bahwa jikalau saat naik motor off-road kita mempunyai pikiran dengan keluhan-keluhan seperti diatas, ingatlah bahwa hanya dua opsi yang kita bisa pilih. Menyerah sekarang, tinggal motor di hutan dan jalan pulang atau tetap riding sambil berdoa mudah-mudahan sampai ke tujuan.

Hutan kembali menjadi sempit, ranting yang tidak putus diatas dan dibawah motor. Ranting bahkan sempat menjerat kamera diatas kepala saya. Untungnya karena saya sering Limbo, ranting yang terjerat hanya sesaat. 

Screen Shot 2019-10-27 at 2.17.31 pm.png

Kira2 setengah jam kemudian jalanan mulai terbuka dan jalanan beton mulai terlihat. Kami berhenti pas di sebelah lapas supermax baru, istirahat sebentar untuk mengiisi energi.

Kami lalu jalan kembali ke arah pelabuhan. Perjalanan kira2 setengah jam. Beton yang sudah jadi dan aspal rusak memberi perjalanan yang menjauhkan saya dari kantuk.

Saat melihat pelabuhan dari kejauhan rasanya lega sekali, ahhhhh….. hampir ngompol.

Sambil menunggu untuk coreknya saya merem sebentar dan baring.

IMG_9032.JPG

Motor dimasuki ke corek, perjalanan kira2 memakan waktu 15 menit untuk sampai ke Cilacap. Sesampai di Cilacap kami lagsung kembali ke tempat penginapan.

Saya dan ayah ke angkringan sebelah dan minum jahe anget agar tidak masuk angin.

Sebelum tidur kami rame2 makan sate kambing ditemani gulai kambing dan nasi. Mandi, lalu saya langsung terbaring mati di kasur. Sebelum merem saya berfikir, what a day. 

Keesokannya paginya motor di naikkan ke pickup, pamit dengan rider-rider yang lain lalu kami ke arah pulang.

Saya semakin jatuh cinta dengan Cilcap, kota yang sepi, jalan lebar anehnya mengingatkan saya dengan Canberra.

Kami melewati gunung-gunung tinggi yang indah dan pabrik-pabrik semen yang ukurannya sangat besar. Tidak lama kemudian kamu menemui jalan yang sangat bergelombang seperti ombak laut. Suspensi mobil pickup yang keras memberi sensasi duduk di kursi Metro Mini.

Setelah jalan mulai menjadi halus lagi, kami berhenti untuk makan siang Empal Gentong yang khas. Yang juga kebetulan pertama kali saya menyobanya. Jujur, kuah rasanya mirip soto betawi atau soto bogor. Yang saya sangat sangat suka.

Singkat cerita, sorenya kami sampai di rumah dengan selamat. Yey.

Sekian dulu bro dan sis tulisan saya, pengalaman riding di NK adalah pengalaman yang paling mengesankan, pertama kali riding off road, terus di NK lagi wahhh…..

Nahh jika bro dan sis mempunyai waktu untuk riding off-road, ambillah kesempatan itu, saya yakin pasti tidak akan nyesel. Saya tidak tahu mengapa, tetapi naik motor dimana traksi ban minim, kondisi jalan tanah yang terus gonta-ganti, adrenalin naik turun gunung memberi saya pengalaman yang tidak ada duanya.

Dan walaupun dengan waktu setengah hari di NK, pengalaman dan skill off road riding yang didapat itu sangat kepake di jalan raya, mungkin secara tidak langsung saya merasakan perubahannya tetapi otot2 halus di tubuh saya sudah terbiasa dengan ban kehilangan grip dan bagaimana menanggulaninya.

Orang2 dan saya dulu pun juga pernah bertanya mengapa dibela-belain jauh2 keringatan dan capek2 naik motor? Pengalaman. Karena menurut saya meskipun motor bro dan sis dimodif semahal apa pun, pengalaman berpergi ke tempat yang jauh dari rumah itu penting dalam mengajarkan kita berbagai hal krusial dalam hidup. Bahwa setelah touring saya lebih menghargai waktu yang dihabiskan bersama keluarga dan bahwa hal terpenting saat touring adalah untuk sampai di rumah dengan selamat.

Why? because skill can’t be bought, it is earned.

 

 

Tinggalkan komentar